How Emka Learn Linux

  Pada tutorial Pembuatan Infrastruktur dengan Terraform bagian kedua kali ini, kita akan mengulas alur kerja dan kelebihan dari terraform ini. Secara umum, alur kerja dari terraform ini sangat simple, hanya 4 langkah saja: Membuat template infrastruktur dalam bahasa HCL (*.tf) Melakukan inisialisasi ( terraform init ) Melakukan perencanaan/verifikasi proses pembuatan infra ( terraform plan ) Melakukan proses pembuatan dengan terraform apply bahkan bisa jadi hanya, 2 kali langkah karena hanya inisialisasi dan apply saja (tentunya anda sangat yakin).

Pada kesempatan seri tutorial kali ini, kita akan membangun dan mengelola infrastuktur datacenter sederhana dengan tool bernama Terraform . Terraform dibuat oleh perusahaan yang sama dengan yang membuat Vagrant yaitu  HashiCorp . Terraform sendiri memperkenalkan diri sebagai pelopor konsep Infrastucture as Code , infrastuktur sebagai sebuah kode. Dimana kode tersebut berfungsi untuk membangun, mengubah, dan mengelola infrastuktur secara aman dan mudah diulangi kembali ( repeatable) . Kode ini sebenarnya adalah sebuah file konfigurasi yang dikenal sebagai HashiCorp Configuration Language (HCL) . Terraform sendiri mulai dikembangkan sejak tahun 2014 yang lalu dan saat ini mencapai versi 0.12.24 19 Maret 2020 (pada saat tulisan ini terbit). Dilepas sebagai project opensource dan ditulis dalam bahasa Go (golang). Terraform dapat berjalan di Linux, FreeBSD, macOS, OpenBSD, Solaris, dan Microsoft Windows tentunya.

Untuk upload ke Storage Container Nutanix biasanya kita harus menggunakan browser, dengan segala kendalanya. Sebenarnya ada cara lain, misalnya menggunakan SFTP. Silakan buka dulu port untuk SFTP, masuk ke semua CVM yang akan ditransferi file, dan ketikkan: allssh modify_firewall -f -o open -i eth0 -p 2222 -a contoh penggunaan sftpnya dari command line: